widget

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 31 Januari 2017

Batik Okel Tanjung bumi Dan Okel Pamekasan


Batik Okel
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura
          Berbicara tentang batik memang tidak akan pernah ada habisnya, berbagai macam motif dan ciri-ciri batik yang ada di daerah-daerah memiliki ciri khas yang berbeda. Bilang saja batik khas Madura yang biasanya terkenal dengan batik gentongannya karna prosesnya yang unik. Tanjung bumi bisa di bilang kecamatan penghasil batik, bukan hanya batik gentongannya tapi batik-batik yang biasapun juga banyak contohnya batik Okel ini, di pamekasan pun juga mempunyai batik yang bermotif okel. Ada ciri khas antara okel Tanjung bumi dengan okel Pamekasan, yang biasanya menonjol adalah batik okel tanjung bumi yang biasanya bermotif akar yang berkelut-kelut dengan motif bunganya akan tetapi yang beda adalah gambar burungnya, kalau batik okel Pamekasan menggunakan bunga, dan daun-daunan yang berbentuk okel.





ini motif okel Pamekasan yang identiknya dengan bunga dan daun-daunan. Dari segi warnah pun ada perbedaan kalau batik motif okel Tanjung bumi warnanya lebih cerah sedangkan motif okel Pamekasan lebih ke gelap.

Demikian tulisan ini di buat untuk menjaga kekayaan daerah, jika ada kritik dan saran silahkan, karna kita butuh kritik, saran untuk memperbaiki tulisan ini agar menjadi lebih baik lagi dan bisa kita jadikan acuan ketika menulis hal-hal yang lain. Mohon maaf kalau ada kesalahan di penulisan yang tidak sesuai.


Thank’s

Senin, 30 Januari 2017

Batik Motif Deun Deg-geddengan

Batik Motif Deun Deng-geddengan
Daun Pisang
Bangkalan, Madura


          Indonesia yang terdari dari berbagai suku bangsa dan antar agama (SARA) banyak hal unik di wilayah Indonesia, dari segi bahasa dan kultur budaya yang bebeda-beda menambah kekayaan Indonesia. Salah satu wilayah Indonesia yang berada di timur sebut saja jawa timur yang memiliki berbagai macam keunikan dari segi bahasa ataupun budayanya. Madura adalah salah satu pulau yang terletak di provinsi Jawa timur yang tergolong memiliki bahasa yang unik, karna kebanyakn kosa katanya yang sering di beri imbuhan dari kata awal objek, cotohnya seperti deun deng-kendengan (daun pisang).

          Dari bahasa itulah pembatik memiliki inspirasi untuk membatik dengan tema deun deng-kedenggan (daun pisang), hal itu juga menimbulkan keunikan di batik tersebut yang biasanya tergambar di kain batik adalah bunga, maka pembatik ini menggunakan deun deng-kedenggan (daun pisang). Terdapat filosofi yang dalam yang di sampaikan pembatik, deun deng-kedengan (daun pisang) yang memiliki struktur deun (daun) yang besar di gambarkan dalam batik ini, artinya di gambar terdapat deun (daun) yang besar kecil tapi mengikat satu sam lain untuk menjadi keutuhan yang kokoh tidak bisa di gempur oleh berbagai rintangan. artinya dalam filosofi yang di sampaikan buat kehidupan berbangsa dan bernegara dari setiap stikkolder atas sampai bawah ketika saling merangkul maka bangsa tidak akan bisa di hancurkan dari berbagai problem-problem kenegaraan, rakyat bisa hidup makmur Negara akan jaya.

Demikian tulisan ini, kami mohon masukanya kalau ada hal-hal yang perlu kita ubah untuk menjadikan tulisan ini menjadi sempurna. Mohon maaf ketika ada kekeliruan ataupun kata-kata yang tidak sesuai kami mohon koreksinya.

Thank’s

batik acan satogel (terasi separoh)

Batik acan satogel
(Terasi Separuh)
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura

          Madura adalah salah pulau yang ada di provensi jawa timur khususnya kecamatan Tanjung Bumi kabupaten Bangkalan bukan hanya batik yang di proses di kecamatan tersebut, akan tetapi sebagian dari masyarakat Tanjung Bumi ada yang berprofesi pembuat acan (terasi), yang unik dari acan (terasi) tanjung bumi adalah bentuknya yang di bentuk kotak.
          Pembatik tanjung bumi terinspirasi dari bentuk acan (terasi) yang bentuknya unik tersebut di gambarkan dalam kain batik yang bermotif acan satogel (terasih setengah) dengan model tersebut motif batik ini sangat unik berbeda dengan batik-batik dari daerah-daerah lain.
          Batik acan satogel (acan separuh) terbilang unik karna warna tidak terang berbeda dengan warna batik biasanya, dimana warna dari batik ini pula di samakan dengan warna acan (terasi) yang secara sekilas ketika kita liat acan (terasi) ada merah-merahnya karna memang bahannya yang terbuat dari udang kecil yang sudah di proses.

Mohon juga kritik dan saran terhadap tulisan ini, kritik dan saran dari saudara/I semua akan menyempurnakan artikel ini, dan mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak sesai.


Minggu, 29 Januari 2017

batik kembang sepatu (kembeng sepatu)


Batik kembang sepatu
(Bunga sepatu)
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura

Unik dan indah itu yang terkesan dalam batik ini dari segi namanyapun batik ini sudah unik kembang sepatu (Bunga sepatu). Karna di kain batik tergambar bunga yang modelnya hampir mirip dengan model sepatu. Identiknya batik memang dengan gambar-gambar bunga, dari batik khas manapun yang banyak terdapat gambar-gambar bunga (kembang).
Karna filosofi dan keindahan bunga itu sendiri memiliki keindahan ketika dilihat, banyak macam-macam bentuk bunga dan memiliki makna yang berbeda.
Dan bunga juga bisa menyampaikan suatu kata-kata yang biasanya di gunakan oleh anak muda zaman sekarang untuk meyatakan perasaannya terhadap lawan jenisnya, bukan hanya menyatakan kata-kata yang indah akan tetapi bunga juga bisa menyampaikan kata-kata kebencian kepada seseorang seperti bunga bangkai yang biasanya di gunakan untuk mengungkapkan kebencian dan banyak hal yang bisa di ungkapkan dengan bunga itu sendiri.
Dengan berbagai macam bentuk bunga-bunga pembatik juga mendapatkan inspirasi membatiknya membentuk bunga seperti sepatu (kembang sepatu).


Mohon juga kritik dan saran terhadap tulisan ini, kritik dan saran dari saudara/I semua akan menyempurnakan artikel ini, dan mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak sesai.

Senin, 16 Januari 2017

batik gentong motif seko


Batik khas Madura
Batik gentong motif seko
Bangkalan, Madura


          Siku yang biasanya di itu banyak di pelajara anak-anak sekolah dasar dimana dalil Pythagoras "jumlah kuadrat sisi-sisi yang membentuk siku-siku sama dengan kuadrat sisi miringnya." Siku itu sendiri  yang katanya orang Madura itu adalah seko. Memberikan inspirasi bagi para pembatik Madura dengan menggunakan teori siku-siku (seko).



          Di batik motif ini yang seko (siku) yang di buat untuk membatasi berbagai macam gambar yang ada di dalam batik motif seko. Batik yang biasanya gambarnya identic dengan kembeng (bunga). Di batik ini di gambarkan berbagai macam bunga-bunga dan yang menjadi pemisah di bentuk menyiku. 










dan yang unik pula dari batik ini ada nilai nilai yang di sampaikan oleh pembatik ketika kita tidak teliti tidak akan tahu. Batik motif seko (siku) ketika di lihat seperti gambar di samping akan mrmbentuk huruf M, M itu sandiri yang di artikan adalah Madura.

Batik Gentong tase’ malajeh


Batik Gentong tase’ malajeh
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura

          tase’ malajeh (laut malajeh) adalah salah tempat yang ada di ujung barat Madura tepatnya di kabupaten Bangkalan. Batik genntong motif tase’ malajeh (laut malajeh) terinspirasi dari laut malajeh, lautan yang menjadi pemisah antara Madura dengan Surabaya bisa di bilang lautan ini juga lautan lepas. Laut yang warnahnya biru muda menjadi ciri khas dari batik motif ini dengan menggunakan warnah laut dan gelombang ombak yang berdayu-dayu di gambar kan dengan bunga-bunga.

          Tase’malajeh (lautan malajeh) memiliki filosofi yang sangat dalam tase’(lautan)  laut ini memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, berbagai jenis air yang masuk ke laut melalui sungai, tak mengubah laut. Kedua, berapa pun bayak air yang mengalir masuk ke laut, tak mampu mengubah keasinan laut. Ketiga, meski laut asin, tapi tak turut mempengaruhi para penghuninya. Sedangkan malajeh sendiri adalah tempat sisi barat dari Madura.
         

Sangat dalam nilai filosofi yang sampaikan oleh pembatik khususnya pembatik gentong tanjung bumi Bangkalan. 

batik motif deun beru


Batik Gentong daun ruberuan
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura


Dari kesekian banyak bermacam-macam batik yang ada di Nusantara, Madura memiliki ciri khas  yang melambangkan tentang madura itu sendiri, khususnya di daerah pesisir utara daerah Bangkalan. Salah satu yang sudah banyak di kenal di berbagai pencinta batik Nusantara, mereka pasti tahu tentang batik gentong tanjung bumi. Bukan hanya keindahan batiknya akan tetapi proses pembuatannya yang tergolong unik.
Karna banyaknya tumbuhan yang ada di seluruh pelosok khususnya di daerah Madura tanjung bumi, bangkalan deun ruberuan (daun waru) tergolong unik di karenakan bentuk daunya yang berbentuk seperti hati, yang indentik dengan lambang cinta.
Batik motif ini pula melambangkan keemosianalan seseorang dalam romantika kehidupan, dimana hati yang biasanya di lambangkan sebagai bentuk emosional hubungan saling menyayangi. Dan lambing itu pula melambangkan kedamaian yang bias menghargai ataupun merangkul dari berbagai golonan agar bias menjadi kesatuan. Gambar deun beru (daun waru) yang bentuknya seperti hati itu di gambarkan dalam warnah yang berbeda-beda dan kelihatan ketika di kumpulkan membentuk karakter yang bagus, ini juga sebenarnya memiliki nilai filosofi yang dalam bahwa cinta itu yang menyatukan perbedaan menjadi satu kesatuan yang sangat indah.

                

batik motif perkutu


Batik Gentong perkutut
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura


Dari kesekian banyak bermacam-macam batik yang ada di Nusantara, Madura memiliki ciri khas  yang melambangkan tentang madura itu sendiri, khususnya di daerah pesisir utara daerah Bangkalan. Salah satu yang sudah banyak di kenal di berbagai pencinta batik Nusantara, mereka pasti tahu tentang batik gentong tanjung bumi. Bukan hanya keindahan batiknya akan tetapi proses pembuatannya yang tergolong unik.
Dari berbagai macam banyak batik yang ada di Madura khusunya batik gentong tanjung bumi. Salah satunya yang bermotif perkutut terinspirasi dari burung yang memiliki makna bagi orang jawa, khususnya daerah jawa tengah. Burung perkutut adalah binatang sakral dan penuh mitos karena pengaruh legenda Joko Mangu. Legenda tersebut menyatakan pada jaman Kerajaan Majapahit ada burung perkutut milik Prabu Brawijaya V (raja Majapahit terakhir) yang merupakan jelmaan Pangeran dari Pajajaran yang bernama Joko Mangu. 
Suatu hari Burung Perkutut dengan nama Joko Mangu lepas dari sangkar tetapi berhasil diketemukan kembali oleh sang raja dalam perjalanannya di wilayah Yogyakarta. Tepatnya, ditemukan di daerah kretek, dekat Imogiri, Kabupaten Bantul. Sejak saat itu sampai sekarang, raja-raja Mataram keturunan Prabu Brawijaya penguasa Majapahit selalu melestarikan dan mentradisikan kekukututan (memelihara perkutut) dalam kehidupan Keraton Ngayogjakarta. Kekukututan dianggap memiliki nilai-nilai budaya adiluhung. Sejak Juni 1990 burung perkutut dijadikan maskot Propinsi DI Yogyakarta. 


”Kukila sendiri itu berarti manggung atau manuk anggung-anggungan
         
          Begitu pula dengan masyarakat Madura yang masih menyakini burung perkutut memiliki filosofis yang tinggi, yang dituangkan dalam kain untuk di jadikan suatu motif yang unik dan memiliki filosofi yang sangat dalam. Di batik motif perkutut inilah juga di ceritakan bahwa perkutut adalah salah satu burung yang Suara anggungannya dapat memberikan suasana tenang, teduh, santai bahagia dan seolah-olah manusia dapat berhubungan dengan alam semesta secara langsung. Selain dari itu perkutut memiliki keistimewaan luar biasa karena dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi pemiliknya. sama pula dengan batik motif yang ini kelihatan anggung dan sedap untuk di pandang. 


Minggu, 15 Januari 2017

Batik Gentong panji shusi


Batik Gentong panji shusi
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura


Dari kesekian banyak bermacam-macam batik yang ada di Nusantara, Madura memiliki ciri khas  yang melambangkan tentang madura itu sendiri, khususnya di daerah pesisir utara daerah Bangkalan. Salah satu yang sudah banyak di kenal di berbagai pencinta batik Nusantara, mereka pasti tahu tentang batik gentong tanjung bumi. Bukan hanya keindahan batiknya akan tetapi proses pembuatannya yang tergolong unik.

Dari berbagai macam banyak batik yang ada di Madura khusunya batik gentong tanjung bumi. Salah satunya yang bermotif panji shusi yang artinya adalah suatu kebanggaan ataupun kekuasaan. Menurut pagatoa (sesepuh ) panji shusi adalah sebuah kebangga yang dimana hal itu yang bersangkutan dengan sifat orang Madura asli bahwa mereka tetap akan memengang teguh kebanggan / kekuasaan mereka yang di perolehnya. Di batik panji shusi ini pula tertuang gambar bunga yang tegak dan memiliki arti dan makna yang sangat dalam. Bunga yang melambangkan keangguna dan keeleganan di buat tegak tak tergoyahkan juga melambangkan sifat orang Madura yang tetap menjaga kehormatannya artinya kehormatan bagi orang Madura juga bias di deskripsikan sebagai kekuasaannya yang harus di jaga.


Sesepuh batik yang membuat panji shusi ini pula yang menyebutkan bahwa sanya motif ini elegan dan memiliki makna keangungan.

Batik Gentong kembang malate


Batik Gentong kembang malate
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura


Dari kesekian banyak bermacam-macam batik yang ada di Nusantara, Madura memiliki ciri khas  yang melambangkan tentang madura itu sendiri, khususnya di daerah pesisir utara daerah Bangkalan. Salah satu yang sudah banyak di kenal di berbagai pencinta batik Nusantara, mereka pasti tahu tentang batik gentong tanjung bumi. Bukan hanya keindahan batiknya akan tetapi proses pembuatannya yang tergolong unik.
Dari berbagai macam banyak batik yang ada di Madura khusunya batik gentong tanjung bumi. Salah satunya yang bermotif kembang malte (bunga melati). Melati adalah melati, melati yang tak pernah berdusta dengan apa yang ditampilkannya. Yang tak memiliki warna lain dibalik warna putihnya juga tak pernah menyimpan warna lain untuk berbagai keadaannya baik panas, hujan, terik ataupun badai yang datang melati tetap putih. Kemanapun dan dimanapun ditemukan, melati akan tetap menjadi melati selalu putih. Melati. Pada debu ia tak marah, meski jutaan butir menghinggapinya hingga menutup warna kelopaknya. Pada angin ia menyapa, berharap sepoinya membawa serta debu- debu itu agar ia tetap putih berseri. Karenanya, melati ikut bergoyang saat hembusan angin menerpa. Kekanan ia ikut, ke kiri ia pun ikut. Namun melati tetap teguh pada pendiriannya, karena kemanapun ia mengikuti arah angin, ia akan segera kembali pada tangkainya.
         

          Begitu pula masyarakat tanjung menuaikan filosofi kembeng malate (bunga melati) di dalam membuat suatu karya batiknya, yang masih tetap Nampak kelihatan walaupun berbagai banyak warnah di samping-samping bunga dalam kain batik itu masih kelihatan keteguhan dan kecerahan warna yang bunganya dalam kain. Keteguhan itu pun melambangkan tentang sifat orang Madura yang memiliki jiwa tanggu dalam menjalani kehidupan, mereka tersebar di semua plosok daerah dan di kenal seorang yang tangguh-tangguh.

Batik Gentong kembang tel-cantel


Batik Gentong kembang tel-cantel
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura


Dari kesekian banyak bermacam-macam batik yang ada di Nusantara, Madura memiliki ciri khas  yang melambangkan tentang madura itu sendiri, khususnya di daerah pesisir utara daerah Bangkalan. Salah satu yang sudah banyak di kenal di berbagai pencinta batik Nusantara, mereka pasti tahu tentang batik gentong tanjung bumi. Bukan hanya keindahan batiknya akan tetapi proses pembuatannya yang tergolong unik.
Dari berbagai macam banyak batik yang ada di Madura khusunya batik gentong tanjung bumi. Salah satunya yang bermotif kembang tel-cantel (kembang kantil/cempaka putih). merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna putih dan berbau harum dengan tinggi pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang mempunyai nama latin Michelia alba. Bunga Kantil mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama di Jawa Tengah dan jawa timur. Bunga Kantil banyak di gunakan pada upacara perkawinan terutama sebagai hiasan sanggul dan keris. Selain itu bunga kantil juga digunakan pada upacara kematian dan tabur bunga (nyekar) yang biasanya di lakukan oleh orang jawa pada hari kamis / malam jum’at. Di madurapun adat yang seperti itu juga di lakukan dengan menggunakan kembang kantil atau yang biasa di sebut oleh masyarakat Madura adalah kembeng tel-cantel (kembang cantil/cempaka putih). Dalam bahasa Jawa, kantil berarti menggantung seperti halnya bunga ini. Bunga Kantil mempunyai makna ritual ‘kemantilkantil’ yang berarti selalu ingat dimanapun berada dan selalu mempunyai hubungan yang erat sekalipun sudah berbeda alam, sama seperti pemaham orang Madura. Sesuai dengan kehidupan masyarakat yang masih saat ini menjadi tradisi hubungan erat antar tetangga yang saimpai di anggap sebagai saudara sendiri, ketiaka memiliki masalah ataupun membuat acara Madura masih mengantung yang artinya dalam pandangan masyarakat Madura mengikat erat.
         

          Masyarakat atau pembatik tanjung bumi terinspirasi dari kembeng tel-cantel (kembang kantil/cempaka putih), dimana di dalam pengambaran bunga/kembang di batik ini di ikat ataupun digantung dengan utasan-utasan akar yang menyatukan/mengikat kembang satu sama yang lain. Dan warnahnya yang agak cerah banyak menggunakan corak-corak putihnya.

Batik Gentong kembang terantai


Batik Gentong kembang terantai
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura


Dari kesekian banyak bermacam-macam batik yang ada di Nusantara, Madura memiliki ciri khas  yang melambangkan tentang madura itu sendiri, khususnya di daerah pesisir utara daerah Bangkalan. Salah satu yang sudah banyak di kenal di berbagai pencinta batik Nusantara, mereka pasti tahu tentang batik gentong tanjung bumi. Bukan hanya keindahan batiknya akan tetapi proses pembuatannya yang tergolong unik.
Dari berbagai macam banyak batik yang ada di Madura khusunya batik gentong tanjung bumi. Salah satunya yang bermotif kembang teratai (bunga teratai).
Kembang teratai yang artinya dan memiliki filosofi dalam kehidupan sangat mendalam. Bunga Teratai adalah bunga yang memerlukan lumpur dan air untuk tumbuh dan berkembang, akan tetapi ia tidak akan tenggelam ke dalamnya. Bunga ini hidup di atas air yang tenang dan kotor, dimana banyak serangga dan sumber penyakit hidup. Daunnya yang besar terapung di atas air dan seringkali dijadikan tempat loncatan katak.

Dengan kondisi sedemikian kotornya, orang akan menganggap bunga teratai sebagai bunga yang tidak berharga dan kotor, yang tidak pantas untuk diraih karena demikian kotornya tempat ia hidup. Akan tetapi, bertolak belakang dengan kenyataannya, bunga teratai tetap tampil dengan keanggunan bunganya yang sangat menawan bagi yang melihatnya. Dia hidup penuh keindahan dan kebersihan tanpa dipengaruhi oleh lingkungannya yang kotor. Betapapun kotornya tempat dia hidup, tapi keindahannya tetap terjaga dengan baik bahkan menambah keindahan pula bagi lingkungan di sekitarnya.

Begitu juga kehidupan kita sebagai manusia. Manusia dilahirkan sebagai makhluk dengan keindahan dan kesempurnaan yang memerlukan keinginan atau hasrat untuk berkembang kearah lebih maju, untuk mencapai harta demi pencapaian sebuah tujuan. Tanpa keduanya perjalanan hidup manusia tidak akan pernah tercapai, tapi bukan lantas kita tenggelam diantara keduanya. Hasrat dan keinginan tetap kita jalani dengan kebaikan sehingga harta yang kita dapatkan bersumber dari kebaikan pula sehingga pada akhirnya akan memberikan suatu keindahan bagi lingkungan dan alam sekitarnya seperti bunga Teratai.

         

          Masyarakat atau pembatik tanjung bumi terinspirasi dari kembeng teratai tersebut karna keunikannya, dengan berbagai makna yang di sampaikan dalam batik motif ini bahwa manusia memiliki 2 sifat yang berbeda dan harus kita seimbangkan. Penuangan inspirasi bunga teratai tersebutlah di batik motif ini menyampaikan saling terikatnya dua sifat manusia itu dengan warnah rawah yang kotor di tuangkan dalam warnah batik ini yang tidak terlalu terang.

Batik Motif Kembang Kopi (bunga kopi)



Batik Gentong Kembang kopi
Tanjung Bumi
Bangkalan, Madura


Dari kesekian banyak bermacam-macam batik yang ada di Nusantara, Madura memiliki ciri khas  yang melambangkan tentang madura itu sendiri, khususnya di daerah pesisir utara daerah Bangkalan. Salah satu yang sudah banyak di kenal di berbagai pencinta batik Nusantara, mereka pasti tahu tentang batik gentong tanjung bumi. Bukan hanya keindahan batiknya akan tetapi proses pembuatannya yang tergolong unik.

Dari berbagai macam banyak batik yang ada di Madura khusunya batik gentong tanjung bumi. Salah satunya yang bermotif kembeng kopi (bunga kopi).
Kembang yang artinya adalah bunga memiliki filosofi dan bentuk yang sangat indah, sedangkan kopi yang hitam pekat.
         
          Masyarakat atau pembatik tanjung bumi terinspirasi dari kembeng kopi tersebut karna keunikannya, biji kopi yang berwarna agak abu-abu tanah ketika di olah akan hitam pekat akan tetapi ketika sudah di tumbuk akan berubah warnanya itulah keunikan dari kopi yang di tuangkan dalam batik yang warnahnya menyerupai kopi tersebut, sedangkan dari kembeng (bunga) bunga memiliki tahapan dalam hidup. Mulai tumbuh hingga muncul bunga yang menebarkan bau mewangi. Keberadaan bunga juga  menyejukkan setiap mata yang memandangnya. Karena itu, seorang melukiskan Bungan dalam batik dengan menggunakan warnah seperti kopi agar tidak terlalu cerah melambangkan sebagian besar masyarakat yang kuliatnya sao matang.




Testimoni Pelanggan Toko Batik Merdeka Marlena

Batik Madura
Ini perjalanan saya yang entah ke berapa puluh kali ke pulau garam. Pukul delapan setengah kami berempat meninggalkan Jolotundo, Surabaya, menuju Jembatan Suramadu. Padat merayap, begitu suasana jalan. Untungnya ketika memasuki jembatan antar pulau terpanjang se-Asia Tenggara itu, jalan berubah menjadi bebas hambatan. Tujuan kami jelas pagi ini, mencari batik madura.
Keluar dari Jembatan Suramadu, mobil diarahkan ke kota Bangkalan. Rencananya dari Arosbaya kami menuju Tanjung Bumi, desa yang dikenal dengan kerajinan batik tulis maduranya. Belakangan ini batik madura naik pamor dibanding kawannya batik jawa. Kenapa? “Batik madura berani bermain di detil, perniknya banyak dan warnanya ngejreng,” kata teman saya yang keturunan Madura.
Benar juga. Di jejaring sosial macam fesbuk, banyak dipasarkan batik madura dengan harga ratusan ribu. Di pameran dan mal-mal, kerap diusung pameran batik madura. Harganya mulai Rp150.000 hingga jutaan rupiah. ‘Halah,’ pikir saya, ‘batik kok mahal amat. Mending duitnya dibelikan nasi pecel atau bebek, bisa kita makan enak selama sebulan.’
Namanya juga pelesiran dengan mak-mak, kali ini yang diburu batik dengan harga miring. Sebelum menuju Tanjung Bumi yang terkenal dengan batik gentongnya, kami berencana mampir ke Pasar Bangkalan. Ternyata ketika melewati Jalan Raya Ketengan, kawan saya Indry sudah mengajak berhenti. Dia hendak singgah di sebuah toko batik di pinggir jalan.
Memasuki toko Sumber Rejeki, kami celingukan mengintip harga. Di luar dugaan, harga batik yang dipajang relatif murah. Batik cap-capan misalnya dijual sekitar Rp60.000 – Rp65.000 untuk kain sepanjang 2,6 meter. Sedang batik tulis mulai Rp75.000, tergantung kerumitan motifnya. Batik warna hijau justru lebih mahal harganya. “Karena proses pembuatannya lebih susah, Mbak,” kata si penjual.
Merasa baru sekejap masuk kawasan Madura, Indry enggan belanja. Hanya cuci mata, membandingkan harga. Dasar mak-mak! Di toko kedua harga batik dibandrol mahal. Paling murah Rp150.000. Yang menyebalkan, baru saja kami menginjakkan kaki di toko itu, sudah ditanya dua lelaki penjaganya,”Orang Jakarta, ya?” Seolah-olah dengan mencap kami orang apa, dia bisa menentukan harga seenak udelnya. Menyebalkan!
Oya, ada keanehan yang saya amati. Setiap kali memasuki toko, kami mesti melepaskan alas kaki. Iya, ini aturan wajib yang tak tertulis. Naik ke lantai toko, copot sepatu, sandal, atau apapun. Jadi jangan coba-coba melanggar. Mungkin karena di lantai toko itu pemilik dan penjaga menggelar karpet, duduk-duduk, bahkan tiduran menunggu datangnya pembeli.
Puas melihat dua toko, kami putuskan memacu mobil ke Pasar Bangkalan, tapi lupa arah. Kiki pun turun dari mobil, bertanya kepada seorang pejalan kaki. “Pak, dimana letak pasar?” tanya Kiki.
“Pasar lama atau baru?” balik yang ditanya.
“Kalau pasar baru dimana?” tanyanya kebingungan. Lelaki itu memberinya ancer-ancer, arah yang harus dituju.
“Kalau pasar lama?”
“Pasar lama sudah tutup.” Ndagel!
Hari itu Rabu, pasar sepi. Kami segera menuju kios batik pertama yang tertangkap mata. Seorang lelaki muda dan 2-3 penjaga menyambut kami. Ramah sekali dia, bagus pelayanannya. Dia menunjukkan semua jenis batik madura, mulai yang termurah hingga yang termahal. Rupanya dia tak mau menipu pembeli, segera ditunjukkannya mana batik cap-capan mana yang lukisan tangan atau batik tulis. Termasuk, mana batik yang dibuat di atas kain halus atau kain murahan.
Indry, yang sejak awal mau memborong batik buat temannya, tak henti mencecar lelaki itu dengan pertanyaan. Mulai dari motif,  harga, hingga komentarnya yang super cerewet. Namun lelaki itu meladeninya dengan sabar. Sungguh berbeda dengan penjual asli Madura pada umumnya. “Saya dulu pernah kuliah, jurusan ekonomi. Lulus!” katanya. ‘Pantas,’ pikir saya, ‘karena dia begitu terbuka dan bersahaja. Berbeda dengan tipikal orang Madura pada umumnya.’
Secara garis besar, Jauhari, nama pemilik Toko Merdeka ini, menjelaskan batik madura memiliki kekhasan tersendiri. Selain warnanya ngejreng, kerap dalam selembar kain berpadu dua warna yang kontras seperti hitam dan merah atau hijau dan hitam. Batiknya juga ekspresif, dibuat dengan teknik colaten yang kasar dan tidak rapi.
“Semakin banyak warna dalam sebuah kain, semakin detil motifnya, harganya juga semakin mahal,” jelasnya. Beberapa batik yang diambil Indry menonjolkan motif seperti sisik ikan, burung, kerang, sulur-suluran dan bunga, atau rumput laut.
Kawan saya Linda terpesona dengan batik cap bermotif ramai. Tiga warna tumpah di sana, merah, hitam, dan biru. Benar-benar warna norak, bikin mata melek. Batik itu dibandrol dengan harga Rp40.000. Murah!
Sementara saya lebih suka batik bermotif burung yang digores kalem dalam dua warna, hitam dan merah. Harganya juga Rp40.000.
Indry memborong aneka motif batik hari itu. Semua batik tulis. Dia mengambil aneka warna ngejreng seperti hijau, merah, atau biru. Harganya berkisar antara Rp65.000 – Rp95.000. “Nanti batik ini kubawa ke Jakarta, mau kujual ke teman. Kau tahu berapa harga yang ditawarkan di toko batik onlen? Antara Rp200.000-Rp250.000. Bahkan kalau sudah masuk ke mal-mal dan plaza-plaza di Jakarta paling murah tiga empat ratus ribu. ” Saya menggeleng-gelengkan kepala, gumun.
Jauhari menawarkan batik khas Tanjungbumi, batik madura bermotif gentongan. “Kalau sampeyan mau yang bagus, yang di atas ini. Terkenal di mana-mana. Tapi harganya sejuta,” katanya sambil menunjuk langit-langit. Sebuah batik bermotif bunga dan sulur-suluran berwarna coklat, hitam, merah, dan biru tergantung di sana. Begitu khas, tapi kenapa mahal?
“Pembuatannya khusus itu, Mbak. Mesti beberapa kali celup agar warnanya sempurna. kalau sering dipakai dan dicuci, semakin cerah warnanya. Makanya mahal,” jelas lelaki yang juga memiliki usaha jahit pakaian ini.
Linda tertarik dengan sarung dari batik madura. Harganya lumayan murah, antara Rp25.000 – Rp30.000. “Buat siapa, Lin?” tanya saya. “Buatku dong, masak buat suamiku,” katanya terkekeh. Dasar mak-mak, nggak bisa lepas dari sifat narsis!
Selain aneka corak kain batik, di kiosnya yang mungil, Jauhari juga menjual aneka pakaian batik. Mulai kemeja, rok, baju atasan perempuan dan lainnya. Semua nampak indah dan cerah, etnis sekali. Sayang beberapa di antaranya modelnya terlalu kuno dan kaku, tak mengikuti tren masa kini. “Di sini orangnya masih kuno, sukanya model-model begini,” akunya. Padahal pembelinya kan bukan hanya dari Madura, tapi juga kota di Jawa. Sayang sekali!

https://othervisions.wordpress.com/2011/02/06/menjelajah-pesisir-utara-madura-1/

Sabtu, 14 Januari 2017

Batik Jukok Kenduy

Batik Tanjung Bumi Bangkalan
Motif
Jukok Kenduy (ikan tengiri)


 Pengertian Batik
Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.
Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti titik / matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14). Di samping itu mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi seharusnya”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.

Batik gentong tanjung bumi adalah salah satu dari sekian banyak kekayaan budaya yang ada di Indonesia. batik gentong tanjung bumi yang terletak di daerah pulau madura kabupaten Bangkalan, sudah banyak orang yang mengetahui tentang kualitas dan banyaknya motif-motif yang sangat unik dan memiliki ciri-ciri khas yang melambangkan tentang madura itu sendiri. Prosesnya pun terbilang cukup unik tidak seperti batik-batik umumnya banyak berbagai wisatawan yang ingin mengetahui proses pembuatan batik gentong tanjung bumi tersebut. Berbagai banyak macam-macam motif batik tanjung bumi termasuk salah satunya batik gentong motif jukok kenduy (ikan teri). 

Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :
Langkah awal adalah menyiapkan kain yang akan dibatik.Kain ini kemudian diberi minyak khusus yang dibuat dari buah camplong bernama minyak dempel.Caranya adalah dengan mencelup kain dalam minyak dan menjemurnya tiga kali sehari selama dua minggu. Tujuannya adalah agar gerakan pengrajin batik melukis diatas kain mejadi lebih halus dan serat kain menjadi lebih rapat.Setelah itu,barulah dilakukan proses menggambar motif awal batik diatas kain.
Untuk proses perendaman warna,dilakukan dengan merendam kain pada gentong yang ditempatkan di suatu ruang yang kedap cahaya. Gentong dipakai untuk merendam kain batik berbahan pewarna alami, seperti kulit mengkudu, buah jelawe, kulit pohon jati, kayu jambal, tawas, dan jirek.
Pengrajin batik akan mencelup-celupkan kain batik dalam gentong,mendiamkannya selama 24 jam,lalu mengulang mencelup-celupkannya lagi.Hal ini dilakukan selama enam bulan sampai satu tahun.Hal inilah yang menyebabkan harga kain batik Gentongan mencapai dua hingga lima juta rupiah perpotongnya.Dibutuhkan dedikasi yang tinggi untuk membuatnya.
Ada yang menarik sekali dari batik Gentongan yang tidak terdapat pada kain batik dari daerah manapun juga,yaitu bahwa jenis batik ini dilukis pada kedua sisi kain,bagian sisi luar dan dalam.Tehnik pewarnaannya dengan menggunakan malam sengaja dibuat tidak menutup sempurna sehingga membentuk retakan-retakan alami yang indah.
Hal ini menarik minat beberapa designer ternama untuk menggunakan batik Gentongan sebagai bahan baju yang dirancangnya.sudah selayaknya,kita sebagai bangsa Indonesia merasa bangga dengan uniknya proses pembuatan batik Gentongan yang di seluruh dunia ini,hanya terdapat di Madura saja.
Batik tulis,memang memiliki nilai lebih dibandingkan dengan batik printing atau batik cap.Walaupun demikian,terdapat juga batik printing dengan kwallitas kain dan pewarnaan yang lebih baik ketimbang batik printing lainnya.
karna tanjung bumi adalah daerah pesisir sebagian masyarakatnya banyak yang menjadi nelayan. para pembatik terinspirasi dari ikan teri atau yang biasa di sebut orang madura jukok kenduy, karna filosofi jukok kenduy (ikan teri) adalah ikan yang bentuknya kecil akan tetapi memiliki gizi yang sangat luar biasa, walaupun ikan tersebut kecil ketika dijual tergolong sangat mahal. Dan bentuk dari ikan tersebut pun indah walaupun sederhana.
Inspirasi dari ikan teri itulah maka pembatik tanjung bumi memiliki inisiatif membuat batik yang matifnya sederhana akan tetapi kelihatan sangat elegan dan indah.