Batik yang sudah di kenal sejak dulu dengan berbagai
corak dan motif beragam yang memiliki filosofi terpendam yang di sampaikan
pembatik buat mengesplor apa yang ada di dalam pikirannya. Mereka mengesplor
semua di pokok pikirannya dalam kain untuk menjadi suatu hasil karya yang luar
biasa.
Corak batik yang di gunakan oleh seseorang akan
menambah kesan kewibawaan seseorang, apalagi batik khas madura khususnya batik
tanjung bumi yang banyak terkenal di luaran deng sebutan batik gentong dengan
proses yang khas. Proses batik gentong yang rumit akan menciptakan hasil batik
yang luar biasa.
Saat ini para pembatik di tanjung bumi berinovasi
corak batik yang tidak biasa, yaitu corak batik naga menambah ke eleganan kain
batik itu sendiri. Kain batik motif naga itu pula akan menambah kesan
kewibawaan bagi yang menggunakan batik tersebut.
Naga yang juga di sebut hewan metologi karna sampai
saat ini belum ada bentuk secara nyata ular yang memiliki tanduk dan bermahkota
itu. Akan tetapi naga pada zaman dulu sering di jadikan hiasan pada
pusaka-pusaka salah satunya di ekplorkan pada bentuk keris.
Naga Jawa juga ditemui di beberapa relief candi.
Naga di candi ini dinamakan Naga Taksaka yang bertugas menjaga
candi. Umumnya ular naga dijadikan pola hias bentuk makara yaitu
pipi tangga di kanan dan kiri tangga naik ke bangunan candi yang dibentuk
sebagai badan dan kepala naga: mulut naga digambarkan terbuka lebar dan
lidahnya menjulur keluar dalam wujud untaian manik-manik ataupun bentuk makara dengan
naga yang menganga dengan seekor singa di dalam mulutnya. Hiasan semacam ini
umum didapati di candi-candi di Jawa
Tengah dan Yogyakarta.
Sering pula wujud naga dipahat di bawah cerat yonikarena yoni selalu dipahat menonjol keluar dari bingkai bujur sangar sehinggaperlu penyangga di bawahnya. Fungsi naga pada bangunan candi ataupada yoni tampaknyaerat kaitannya dengan tugas penjagaan atau perlindungan terhadap sebuahbangunan.